Memprihatinkan
Saat ku membuka media sosial ku, banyak tertampang berita anak kecil yang dewasa terlalu dini. Maksudnya mereka sudah mengenal yang namanya pacaran. Masih mending kalau udah gedhe. Tapi ini juga ada yang masih SD. Mau jadi apa bangsa ini ?. Masih mending kalo pacaran nya dalam batas wajar. Yaitu gak gandengan tangan, rangkulan, ciuman, atau mungkin bisa yang lebih parah lagi.
OK. Flashback waktu zaman masih tahun seribu sembilan ratusan sekian sampai dua ribuan sekian. Memang aku tidak dilahirkan tahun 19an tapi 2001. Seingatku dulu anak kecil belum ada yang pacaran. Ya, juga mungkin karena perkembangan teknologi yang belum begitu pesat. Bahkan dulu saat ku di beri sebuah handphone, ku tak tau harus ku gunakan untuk apa handphone itu. Paling cuma untuk main game. Dan juga untuk selfie dan foto foto bahkan itu pun masih ngeblur. Aku mulai kenal dengan internet pun, gara gara aku selalu melihat kakakku bermain komputer dulu tapi, sekarang udah ganti laptop dan juga main handphone. Pertama kali media sosial yang kubbuat adalah email. Itu pun aku dibantu oleh kakakku. Setelah itu twitter nah kalo yang ini aku buat sendiri, dan yang lainnya ku buat sendiri. Ada hal yang menurutku agak lucu sih, yaitu waktu kakakku beli android pertama kali, aku tak bisa menggunakan nya dengan benar cara bukanya pun asal asalan, tapi untungnya kakakku gak marah. Dan juga saat kakakku main game "worm"atau apalah itu, dan ngajak aku main tentu aja aku mau lah. Hari berikutnya aku ngajak kakakku lagi buat main game yang sama seperti kemarin. Tapi karena aku gak tau apa game nya. Aku bilang ke kakakku gini " Mas, main yang pake ini yok," sambil nunjuk modem karena kau memang gak tau. Dasar masih lugu amet sih.
Udah lah malah curhat. OK Flashback nya udahan.
Aku miris ketika melihat anak kecil di sekitar rumah ku lebih memilih gadget daripada bermain yang menguras tenaga. Ya, setiap hari Sabtu dan Minggu ketika aku libur sekolah selalu saja mereka memainkan gadget mereka. Tidak seperti dulu, yang di depan rumahku selalu ramai dengan tawa, tangisan, teriakan dan lalu lalang anak kecil yang berlarian. Aku kangen dengan itu semua. Ya, dulu aku dan teman teman ku yang kini sudah beranjak remaja yang melakukannya.
Temanku bahkan sahabat ku yang masih SMP kelas 1 itu pun sudah berpacaran. Aku tak tau bagaimana sahabatku itu pacaran. Jangan tanya aku sudah punya pacar apa belum ?. Jika kalian tanya itu. Jawabannya TIDAK. Iya, aku pernah suka sama orang, tapi hal itu wajar. Aku pun suka sama orang juga dalam diam. Karena orang yang kusukai sudah punya pacar juga. Entah kenapa aku malas untuk yang namanya pacaran. Karena itu akan menguras waktu dan biaya. Walaupun aku juga malas kalo libur di rumah aja, tanpa pergi kemanapun. Tapi aku juga males kalo keluar rumah. Nah, gimana dong ?. Bodo amat. Setiap beberapa bulan aku juga jalan jalan kok with my friend. Oh, ya ini kenapa jadi ngelantur kemana mana ya. Malah jadi curhat. Kembali ke topik.
Aku miris melihat pergaulan remaja saat ini. Yang tidak terkendali. Ini juga karena tayangan televisi yang tidak mendidik. Yang dulunya banyak kartun dan banyak anak yang suka. Sekarang kartunnya tambah sedikit dan sinetron nya tambah banyak. Masih mending kalo sinetron nya bermoral dan mendidik. Nah, ini gak kok. Malah ngajarin kekerasan, ngajarin pacaran, ngajarin gak sopan sama orang tua, jahat jahatan dan masih banyak lagi. Bahkan aku sempat baca berita anak SD pacaran dan meniru gaya ala ala sinetron yang mereka tonton. Miris sekali. BUKAN. Daripada pacaran yang ngehabisin duit dan waktu mending ta'aruf aja lah. Toh, jodoh sudah ada yang mengaturkan. Jadi, kita tak perlu susah susah untuk cari jodoh. Apalagi pacaran, nanti putus nangis, sakit hati, dan lain sebagainya. Ta'aruf itu gak membuat kita nangis dan sakit hati kok. Karena jodoh kita jelas asal usulnya, dan juga orang tua akan setuju. Karena tau jodoh kita dari keluarga baik baik.
Oh ya, aku juga baca berita masa anak SD ayah bunda an. Emang mereka udah nikah. Emang mereka udah punya pekerjaan, sanggup hidup sendiri. Kalo pacaran jangan alay alay ah. Biasa aja. Mending pacaran sama guling yang bisa kita peluk setiap saat. Bisa diajakin curhat ( kalo curhat sama guling pelan pelan aja bicaranya nanti dikura orang gila ), walaupun gak ngasih solusi sih. Tapi kan kita lega kita sudah mencurahkan apa isi hati kita. Ya, walaupun ke benda mati sih. Seenggaknya guling teman curhat dikala kita tak ada teman yang bisa diajakin curhat.
Anak anak saat ini sudah mengerti internet, melebihi orang yang lebih tua. Bahkan mereka pun mencoba hal hal yang baru. Bukan hal baru dalam artian positif. Tapi dalam artian yang negatif. Ya, seperti narkoba, merokok, zina, dll. Narkoba. Sebenarnya apa sih manfaat nya ?. Gak ada kan hanya akan mendatangankan kerugian bagi yang memakainya, dan merusak tubuh juga. Merokok. Nah, ini ni ayahku selalu merokok. Tapi aku selalu bilang debu vulkanik. Karena sisa rokok yang warnanya item sama putih itu kalo nempel di tas itu bekas makanya aku namain debu vulkanik. Aku tidak suka rokok dan aku juga gak suka sama orang ngerokok. Sebisa mungkin aku menghindari orang yang merokok. Kalau tidak aku menghindari dari asap rokoknya. Karena aku ingin menjaga paru paru ku. Aku gak mau kalo paru paru ku item, karena rokok. Kesimpulannya adalah : "KALAU KALIAN TIDAK SIAP MENERIMA AKIBAT DARI YANG KALIAN LAKUKAN MAKA JANGAN LAKUKANLAH". Karena jika kalian tidak siap dengan akibat yang ditimbulkan karena perbuatan kalian, maka kalian yang akan rugi sendiri.
Aku tak bisa membayangkan bagaimana nasib bangsa indonesia ini. Jika penerus bangsanya seperti itu semua. PADA ALAY DALAM PACARAN. Dan juga stop untuk menayangkan sinetron dan segala hal yang ada di internet yang tidak mendidik. Jangan rusak moral anak bangsa indonesia.
Sudahlah aku capek ngetik dan aku juga udah gak punya ide lagi. Maaf kalo kebanyakan curhat nya. SEMOGA BERMANFAAT. ☺☻
Saat ku membuka media sosial ku, banyak tertampang berita anak kecil yang dewasa terlalu dini. Maksudnya mereka sudah mengenal yang namanya pacaran. Masih mending kalau udah gedhe. Tapi ini juga ada yang masih SD. Mau jadi apa bangsa ini ?. Masih mending kalo pacaran nya dalam batas wajar. Yaitu gak gandengan tangan, rangkulan, ciuman, atau mungkin bisa yang lebih parah lagi.
OK. Flashback waktu zaman masih tahun seribu sembilan ratusan sekian sampai dua ribuan sekian. Memang aku tidak dilahirkan tahun 19an tapi 2001. Seingatku dulu anak kecil belum ada yang pacaran. Ya, juga mungkin karena perkembangan teknologi yang belum begitu pesat. Bahkan dulu saat ku di beri sebuah handphone, ku tak tau harus ku gunakan untuk apa handphone itu. Paling cuma untuk main game. Dan juga untuk selfie dan foto foto bahkan itu pun masih ngeblur. Aku mulai kenal dengan internet pun, gara gara aku selalu melihat kakakku bermain komputer dulu tapi, sekarang udah ganti laptop dan juga main handphone. Pertama kali media sosial yang kubbuat adalah email. Itu pun aku dibantu oleh kakakku. Setelah itu twitter nah kalo yang ini aku buat sendiri, dan yang lainnya ku buat sendiri. Ada hal yang menurutku agak lucu sih, yaitu waktu kakakku beli android pertama kali, aku tak bisa menggunakan nya dengan benar cara bukanya pun asal asalan, tapi untungnya kakakku gak marah. Dan juga saat kakakku main game "worm"atau apalah itu, dan ngajak aku main tentu aja aku mau lah. Hari berikutnya aku ngajak kakakku lagi buat main game yang sama seperti kemarin. Tapi karena aku gak tau apa game nya. Aku bilang ke kakakku gini " Mas, main yang pake ini yok," sambil nunjuk modem karena kau memang gak tau. Dasar masih lugu amet sih.
Udah lah malah curhat. OK Flashback nya udahan.
Aku miris ketika melihat anak kecil di sekitar rumah ku lebih memilih gadget daripada bermain yang menguras tenaga. Ya, setiap hari Sabtu dan Minggu ketika aku libur sekolah selalu saja mereka memainkan gadget mereka. Tidak seperti dulu, yang di depan rumahku selalu ramai dengan tawa, tangisan, teriakan dan lalu lalang anak kecil yang berlarian. Aku kangen dengan itu semua. Ya, dulu aku dan teman teman ku yang kini sudah beranjak remaja yang melakukannya.
Temanku bahkan sahabat ku yang masih SMP kelas 1 itu pun sudah berpacaran. Aku tak tau bagaimana sahabatku itu pacaran. Jangan tanya aku sudah punya pacar apa belum ?. Jika kalian tanya itu. Jawabannya TIDAK. Iya, aku pernah suka sama orang, tapi hal itu wajar. Aku pun suka sama orang juga dalam diam. Karena orang yang kusukai sudah punya pacar juga. Entah kenapa aku malas untuk yang namanya pacaran. Karena itu akan menguras waktu dan biaya. Walaupun aku juga malas kalo libur di rumah aja, tanpa pergi kemanapun. Tapi aku juga males kalo keluar rumah. Nah, gimana dong ?. Bodo amat. Setiap beberapa bulan aku juga jalan jalan kok with my friend. Oh, ya ini kenapa jadi ngelantur kemana mana ya. Malah jadi curhat. Kembali ke topik.
Aku miris melihat pergaulan remaja saat ini. Yang tidak terkendali. Ini juga karena tayangan televisi yang tidak mendidik. Yang dulunya banyak kartun dan banyak anak yang suka. Sekarang kartunnya tambah sedikit dan sinetron nya tambah banyak. Masih mending kalo sinetron nya bermoral dan mendidik. Nah, ini gak kok. Malah ngajarin kekerasan, ngajarin pacaran, ngajarin gak sopan sama orang tua, jahat jahatan dan masih banyak lagi. Bahkan aku sempat baca berita anak SD pacaran dan meniru gaya ala ala sinetron yang mereka tonton. Miris sekali. BUKAN. Daripada pacaran yang ngehabisin duit dan waktu mending ta'aruf aja lah. Toh, jodoh sudah ada yang mengaturkan. Jadi, kita tak perlu susah susah untuk cari jodoh. Apalagi pacaran, nanti putus nangis, sakit hati, dan lain sebagainya. Ta'aruf itu gak membuat kita nangis dan sakit hati kok. Karena jodoh kita jelas asal usulnya, dan juga orang tua akan setuju. Karena tau jodoh kita dari keluarga baik baik.
Oh ya, aku juga baca berita masa anak SD ayah bunda an. Emang mereka udah nikah. Emang mereka udah punya pekerjaan, sanggup hidup sendiri. Kalo pacaran jangan alay alay ah. Biasa aja. Mending pacaran sama guling yang bisa kita peluk setiap saat. Bisa diajakin curhat ( kalo curhat sama guling pelan pelan aja bicaranya nanti dikura orang gila ), walaupun gak ngasih solusi sih. Tapi kan kita lega kita sudah mencurahkan apa isi hati kita. Ya, walaupun ke benda mati sih. Seenggaknya guling teman curhat dikala kita tak ada teman yang bisa diajakin curhat.
Anak anak saat ini sudah mengerti internet, melebihi orang yang lebih tua. Bahkan mereka pun mencoba hal hal yang baru. Bukan hal baru dalam artian positif. Tapi dalam artian yang negatif. Ya, seperti narkoba, merokok, zina, dll. Narkoba. Sebenarnya apa sih manfaat nya ?. Gak ada kan hanya akan mendatangankan kerugian bagi yang memakainya, dan merusak tubuh juga. Merokok. Nah, ini ni ayahku selalu merokok. Tapi aku selalu bilang debu vulkanik. Karena sisa rokok yang warnanya item sama putih itu kalo nempel di tas itu bekas makanya aku namain debu vulkanik. Aku tidak suka rokok dan aku juga gak suka sama orang ngerokok. Sebisa mungkin aku menghindari orang yang merokok. Kalau tidak aku menghindari dari asap rokoknya. Karena aku ingin menjaga paru paru ku. Aku gak mau kalo paru paru ku item, karena rokok. Kesimpulannya adalah : "KALAU KALIAN TIDAK SIAP MENERIMA AKIBAT DARI YANG KALIAN LAKUKAN MAKA JANGAN LAKUKANLAH". Karena jika kalian tidak siap dengan akibat yang ditimbulkan karena perbuatan kalian, maka kalian yang akan rugi sendiri.
Aku tak bisa membayangkan bagaimana nasib bangsa indonesia ini. Jika penerus bangsanya seperti itu semua. PADA ALAY DALAM PACARAN. Dan juga stop untuk menayangkan sinetron dan segala hal yang ada di internet yang tidak mendidik. Jangan rusak moral anak bangsa indonesia.
Sudahlah aku capek ngetik dan aku juga udah gak punya ide lagi. Maaf kalo kebanyakan curhat nya. SEMOGA BERMANFAAT. ☺☻
Comments
Post a Comment