Bullying! Tindakan yang Menjamur di Kalangan Masyarakat

 Semarang –  Anak anak dalam usia sekolah adalah sosok yang paling rentan terhadap kasus bullying. Entah mereka menjadi korban nya atau malah menjadi pelaku nya. Namun, saat ini seolah perilaku bullying adalah yang biasa. 

Bullying adalah tindakan penindasan terhadap seseorang baik secara verbal, mental, dan emosional. Dalam bentuk ejekan, hinaan, menggoda atau meledek dalam penyebutan nama Para pembully terkadang tak ada alasan membully seseorang lebih lemah. Menurut mereka apa yang mereka lakukan perilaku bully membully adalah hal yang menyenangkan. Alasan lainnya adalah hanya karena perbedaan status antara kaya dan miskin, fisik, atau hal hal yang lain. Atau hanya karena satu kesalahan membuat seseorang dibully secara fisik maupun mental. 

  •  Bullying dapat terjadi dimana saja
Bullying dapat terjadi dimana saja. Termasuk di dunia nyata atau bahkan di dunia maya. Bullying di dunia maya adalah yang lebih parah dibanding dengan bullying di dunia nyata. Hanya berupa tulisan, namun, hal itu cukup untuk membuat seseorang tersiksa. Bahkan jika korbn sudah tak tahan dengan bullying yang dilontarkan bisa melakukan tindakan yang ekstrem, seperti bunuh diri.
Rumah dan sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman untuk berlindung dan belajar juga tak luput dari perilaku bullying ini. Rumah yang seharusnya menjadi tempat kembali dari kehidupan luar yang begitu menyesakkan nan melelahkan. Namun, terkadang seseorang harus mengalami bullying dari keluarga. Entah itu saudara atau malah orang tua sendiri. Melontarkan perkataan yang merendahkan tanpa membeti kata kata penyemangat atau melabeli anak dengan kata kata buruk. Secara tidak sadar itu juga merupakan tindakan bullying.
Apalagi jika terjadinya ketimpangan status sosial. Si kaya dan si miskin. Ketika si miskin masuk ke sekolah elit dengan beasiswa, si kaya tak segan untuk membully si miskin. Padahal juga apa yang mereka banggakan adalah harta orang tua mereka. Bukan harta mereka sendiri.
  • Bullying dapat berujung pembunuhan
Contoh nya seperti kejadian akhir akhir ini. Korban bullying sampai harus meregang nyawa karena dibully oleh teman teman nya. Kejadian tersebut terjadi di Sulawesi Utara, Kotamobagu. Seorang anak yang masih duduk di MTS atau setara dengan SMP harus kehilangan nyawa nya usai disiksa oleh teman teman nya yang berjumlah 9 orang. Kejadian ini ketika korban hendak pergi ke mushola untuk sholat. Namun, sesaat kemudian 9 orang teman teman korban datang lalu menutup mata korban lalu mengeroyok dan dipukuli. Sungguh sadis, bukan?. Anak anak yang masih berstatus sebagai pelajar Sekolah Menenga Pertama dapat melakukan hal sekeji itu. Padahal itu masih di lingkungan sekolah, yang seharusnya menjadi salah satu tempat yang aman dan nyaman untuk belajar. Malah menjadi ajang adu kekuatan. Bullying dapat terjadi dimana saja entah di sekolah negeri, sekolah swasta, atau bahkan di sekolah yang berbasis keagamaan. Selama orang orang yang membully tidak mempunyai kesadaran diri apa yang mereka lakukan salah maka akan selalu ada.
Terkadang pelaku bullying mengajak 1 sekolah untuk membully korban. Dijauhi, ketika korban mendekat mereka merasa jijik, ketika ada tugas kelompok mereka menolak korban untuk bergabung, dan lain sebagainya. Ketika korban bullying speak up mereka playing victim. Menganggap jika korban bullying lah yang menyebabkan mereka membully. Bahkan ketika sudah diperingatkan oleh para guru. Kebanyakan para korban bullying tak mau menceritakan apa yang dialaminya kepada orang terdekat. Takut dan tak mau membuka luka. Mereka hanya akan menyimpan dendam yang entah sampai kapan akan sembuh. Ingatan ingatan buruk akan bullying akan selalu terekam di otak. Apalagi ketika melihat pelaku bullying. Luka itu akan membuka kembali. Bayangan apa yang pelaku bullying seperti terputar kembali. Gambaran gambaran bagaimana mereka membully akan teringat dengan amat jelas. Satu satu nya jalan adalah menghindari pelaku bullying. Meminimalisir untuk bertemu di dunia maya ataupun di dunia nyata.
Maka dari itu peran orang tua dan guru disini sangatlah penting. Agar tindakan bullying ini tak terus menerus berlanjut. Para orang tua seharusnya dapat menjadi seperti teman. Agar para anak anak dapat dengan nyaman untuk bercerita apa yang terjadi kepadanya di sekolah atau dimanapun itu. Dan untuk kepada para guru, jangan hanya menggertak saja. Namun, para pelaku bullying harus ditindak tegas. Karena mereka jika hanya diberi ceramah saja tak akan mempan. Mereka akan mengulangi terus menerus.

Comments